Resume 2 : PEMBELAJARAN
FANNY SOFY ARISKI (16-028)
BELAJAR
Belajar
adalah pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan,dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman. Tidak semua yang kita
tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan-kemampuan
itu sejak lahir,dan tidak dipelajari.
Pendekatan untuk Pembelajaran
Behavioral
Behaviorisme
adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui
pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Proses mental didefenisikan oleh para Psikolog sebagai pikiran,
perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat orang lain.kedua
pandangan ini menekankan pembelajaran
asosiatif (associative learning),
yang terdiri dari pembelajaran bahwa dua kejadian saling terkait (associated).
Kognitif
Selama
dekade terakhir abad ke-20 penekanan
kognitif terus berlanjut sampai sekarang. Ada empat pendekatan kognitif utama
untuk pembelajaran,yaitu kognitif sosial, pemrosesan informasi kognitif,
konstruktivis kognitif, dan konstruktivis sosial.
PENDEKATAN BEHAVIORAL UNTUK PEMBELAJARAN
Pendekatan
ini menekankan arti penting dari bagaimana anak membuat hubungan antara
pengalaman dan perilaku. Ada dua pendekatan antara lain :
1. Pengkondisian
Klasik
Merupakan tipe
pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau
mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral
diasosiasiakan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk
mengeluarkan respon yang sama. Ada dua tipe stimuli dan respon dalam teori pengkondisian klasik Pavlov (1927)
yaitu, unconditioned stimulus (US)
adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada
pembelajaran terlebih dahulu,
unconditioned response (UR)adalah respon yang tidak dipelajari yang secara
otomatis dihasilkan oleh US, conditioned
stimulus (CS)adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya
menghasilkan CR setelah diasosiasikan denganUS, dan conditioned respon (CR) adalah respon yang dipelajari
terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS
Contoh dari Pengkondisian Klasik
Ketika saya sedang
duduk, saya merasa ada sesuatu di punggung saya, dan ketika saya lihat,
ternyata itu adalah seekor kecoa. Refleks saya langsung lompat,menjerit dan
saya sangat ketakutan. Ketika setelah beberapa hari ada sesuatu yang menyentuh
di punggung saya , dan saya refleks melompat dan ketakutan.
Disini dapat kita
ketahui bahwa Unconditioned Stimulusnya adalah seekor kecoa, dan Unconditioned
Respon nya adalah perilaku melompat, menjerit dan takut. Nah sedangkan
Conditioned Stimulus nya yaitu ketika ada sesuatu yang menyentuh punggung saya
dan menghasilkan Conditioned Respon seperti perilaku melompat, dan ketakutan.
Generalisasi,
Diskriminasi, dan Pelenyapan
Generalisasi dalam pengkondisian klasik
adalah proses dimana, setelah suatu stimulus dikondisikan untuk menghasilkan
suatu respon tertentu, stimulus yang mirip dengan stimulus asli menghasilkan
respon yang sama. Semakin besar kesamaan antara dua stimulus, semakinh besar
kemungkinan terjadinya generalisasi stimulus.
Diskriminasi stimulus yaitu kebalikan
dari generalisasi, di mana proses yang terjadi jika dua stimulus cukup berbeda
satu sama lain dan organisme merespons stimuli tertentu tetapi tidak merespon
stimuli lainnya, dengan kata lain kemampuan untuk membedakan dua stimulus atau
lebih.
Pelenyepan, kepunahan, atau extinction
adalah pelemahan conditioned respons (CR) karena tidak adanya unconditioned
stimulus (US).
2. Pengkondisian
Operan (pengkondisian instrumental)
Merupakan bentuk
pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Hukum
Efek Thorndike
Thorndike
menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan
bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah. Pandangan Thorndike
disebut teori S (stimuli) – R (respons) karena perilaku organisme itu dilakukan
sebagai akibat dari hubungan antara stimulus dan respons.
Pengkondisian Operan Skinner
Menurut
Skinner (1938) pengkondisian operan, di mana konsekuensi perilaku akan
menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi.
Penguatan
dan hukuman
Penguatan atau imbalan
(reinforcement) adalah konsekuensi yang yang meningkatkan probabilitas bahwa
suatu perilaku akan terjadi. Penguatan berarti memperkuat. Dalam penguatan positif, frekuensi respon
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding), seperti
ketika komentar positif seorang guru meningkatkan perilaku menulis pada murid.
Dalam penguatan negatif, frekuensi respon meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Misalnya, seorang Ayah
yang mengomeli putranya agar mau mengerjakan PR. Dia terus mengomel. Akhirnya,
anak tersebut lebih mendengarkan omelan dan mengerjakan PR-nya. Respons anak
(mengerjakan PR) menghilangkan stimulus
yang tidak menyenangkan (omelan).
Hukuman
(punishment) adalah konsekuensi yang
menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Misalnya, seorang guru yang
menasihati murid yang berbicara di kelas dan kemudian perilaku bicara tersebut
menurun, maka nasihat tersebut merupakan hukuman bagi tindakan si murid.
Generalisasi,
Diskriminasi, dan Pelenyapan
Generalisasi
dalam pengkondisian operan berarti memberikan respon yang sama terhadap stimuli
yang sama. Yang menarik adalah sejauh mana perilaku digeneralisir dari situasi
ke situasi lainnya.
Diskriminasi
dalam pengkondisian operan berarti pembedaan di antara stimuli dan kejadian
lingkungan.
Sedangkan
pelenyapan (extinction) dalam pengkondisian operan terjadi ketika respon
penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responnya menurun.
PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL UNTUK
PEMBELAJARAN
Teori
Kognitif Sosial Bandura (social cognitive Theory)
menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku,
memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif mungkin berupa
ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan, faktor sosial mungkin mencakup
pengamatan murid terhadap perilaku orangtuanya.
Bandura mengatakan
bahwa ketika murid belajar, mereka dapat merepresentasikan atau mentransformasi
pengalaman mereka secara kognitif. Ia mengembangkan model determinisme resiprokal
yang terdiri dari tiga faktor utama : perilaku, person/kognitif, dan
lingkungan. Faktor-faktor ini saling berinteraksi untuk memengaruhi
pembelajaran.
Daftar Pustaka
Santrock, J.
W. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Komentar
Posting Komentar