Resume 1 : Pendidikan Anak Berkebutuhan khusus

Kali ini saya akan membahas tentang anak berkebutuhan khusus, nah mau lebih lanjut? silahkan dibaca dan dipahami yaaa          

       Kurang lebih 11 persen anak dari usia enam sampai tujuh belas tahun di AS mendapatkan pendidikan atau pelayanan khusus. Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap)  dapat dipakai bersama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.
                Di dalam pendidikan, para pendidik menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya.

Gangguan Indra
1.       Gangguan Penglihatan
Beberapa tanda seseorang mengalami problem penglihatan (visual), seperti sering memicingkan  mata, membacabuku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh karena pandangannya kabur atau suram, maka segeralah untuk memeriksakan diri. Kebanyakan dari mereka akan diminta menggunakan kacamata. Namun, ada beberapa murid (1 dari 1000 murid) menderita gangguan visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya, termasuk murid dengan low vision dan murid buta.



Anak-anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (skala Snellen dimana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar atau dengan bantuan kaca pembesar.
Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Banyak anak buta mempunyai kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat.
Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran ) yang dengannya murid dapta belajar dengan baik. Anak yang lemah penglihatannya akan lebih disuruh duduk di bangku paling depan kelas. Buku rekaman (recorded textbook) buatan Recording for the Blind & Dyslecix membantu kemajuan pendidikan murid yang mengalami gangguan penglihatan, perseptual, atau lainnya.

2.       Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya.



Tanda-tandanya seperti murid yang menempelkan telinga ke speaker, sering minta pengulangan penjelasan, tidak mengikuti perintah, atau sering mengeluh sakit telinga, dingin dan alergi, periksalah segera ke ahli THT.
Ada 2 kategori untuk pendekatan pendidikan pada anak yang mempunyai masalah pendengaran :
1.       Pendekatan Oral
Menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca)
2.       Pendekatan Manual
Dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling)


Gangguan Fisik
1.       Gangguan Ortopedik
Berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.  Dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal di kelas
Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Penyebab umumnya yaitu kekurangan oksigen saat kelahiran.

2.       Gangguan Kejang-kejang
Jenis yang kerap dijumpai ialah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari. Bila parah, tonic-clonic bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit

Retradasi Mental
Merupakan kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan  (IQ diibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari


KLASIFIKASI RETRADASI MENTAL BERDASARKAN IQ

TIPE RETRADASI MENTAL
RENTANG IQ
PERSENTASE
Ringan
55-70
89
Moderat
40-54
6
Berat
25-39
4
Parah
<25
1

Retradasi mental disebabkan oleh :
1.       Faktor genetik
Down syndrome adalah bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47). Belum diketahui kenapa ada kromosom lebih, tetapi ini mungkin sangat dipengaruhi oleh kesehatan sperma pria dan ovum wanita.
Fragile X Syndrome merupakan bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal.
  
2.       Kerusakan otak
Infeksi pada ibu hamil, seperti Rubella (German measles), spilis, Herpes, dan AIDS, dapat menyebabkan retradasi pada diri anak. Fetal alcohol syndrome (FAS) adalah serangkaian ketidaknormalan, yang muncul dalam diri anak dari ibu yang kecanduan minuman beralkohol pada waktu hamil.

Gangguan Bicara dan Bahasa
                Merupakan sejumlah masalah problem bicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan) dan problem bahasa(kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif.
1.       Gangguan Artikulasi
Yaitu problem dalam melafalkan suara secara benar. Problem artikulasi umumnya bisa diperbaiki dengan terapi bicara, meskipun dibutuhkan waktu berbulan atau bertahun.

2.       Gangguan Suara
Gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, tinggi atau terlalu rendah nadanya.

3.       Gangguan Kefasihan
Merupakan kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Gangguan yang biasanya disebut “gagap” .

Ketidakmampuan Belajar (learning disability)
        Merupakan ketidakmampuan di mana anak : (1) punya inteligensi normal atau di atas rata-rata; (2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran ; (3) tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retradasi mental, yang menyebabkan kesulitan.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


        ADHD merupakan ketidakmampuan dimana anak secara konsisten menunjukkan ciri-ciri (1) kurang perhatian ; (2) hiperaktif; dan (3) impulsif. Anak yang kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. Anak yang menunjukkan gejala ADHD bisa didiagnosis sebagai : (1) ADHD dengan kecenderungan lebih pada kurang perhatian; (2) ADHD dengan kecenderungan lebih pada hiperaktif/impulsif; atau (3) ADHD dengan kecenderungan baik itu kurang perhatian maupun hiperaktif/impulsif.
        Para periset menemukan bahwa kombinasi obat dan manajemen perilaku bisa memperbaiki perilaku anak dengan ADHD secara lebih baik ketimbang hanya dengan menggunakan obat saja atau manajemen perilaku saja. Guru berperan penting dalam mengamati apakah obat yang diberikan terlalu keras sehingga menyebabkan anak mengalami pusing atau alergi. Penting bagi guru dan orangtua untuk tidak memberikan pesan kepda anak bahwa obat itu adalah jawaban untuk semua kesulitan akademik. Selain diberi obat, anak dengan ADHD harus diajak untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka.

Gangguan Perilaku dan Emosional
        Merupakan problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.

Para pakar gangguan emosional dan perilaku mengatakan bahwa jika nak-anak ini dikembalikan ke sekolah, baik itu guru kelas reguler maupun guru pendidik khusus atau konsultan harus meluangkan banyak waktu untuk membantu mereka beradaptasi dan belajar secara efektif.

sekian semoga bermanfaat yaa :)

Komentar

Postingan Populer