Resume 2 : PAEDAGOGI dan ANDRAGOGI


                Paedagogi

                Kata “pedagogi” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaraan, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan.
                Paedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Peadagogi merupakan proses belajar pada masa kanak-kanak.



                Andragogi

                Andragogi berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengarahkan orang dewasa.  Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa, orang yang dewasa sudah mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri.
                Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skills), seperti pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang khusus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dll.


                Prinsip-prinsip pada andragogi :
1.       Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi pengajaran mereka
2.       Pengalaman, termasuk kesalahan yang mereka rasakan, menjadi dasar untuk kegiatan belajar.
3.       Orang dewasa paling tertarik untuuk mempelajari mata pelajaran yang memiliki relevansi langsung dengan pekerjaan atau kehidupan pribadinya.
4.       Belajar bagi orang dewasa lebih berpusat pada masalah daripada beriorientasi pada isi.

Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa :
a.       Kebutuhan untuk tahu.
b.      Konsep diri.
c.       Peran pengalamana belajar.
d.      Kesiapan untuk belajar.
e.      Orientasi belajar.

Perbedaan pedagogi dan andragogi
Andragogi
Pedagogi
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”.
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
Diasumsikan bahwa peserta didik mengalami pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan kurang informasi
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

                Malcolm S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi

Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
Konsep-diri
Ketergantungan
Peningkatan arah-diri atau kemandirian
Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
Kesiapan
Tugas perkembangan : tekanan sosial
Tugas perkembangan : peran sosial
Perspektif waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran
Berpusat pada masalah
Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
Perencanaan
Oleh guru
Reksa (mutual) diagnosis diri
Perumusan tujuan
Oleh guru
Reksa negosiasi
Desain
Logika materi pelajaran, unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
Kegiatan
Teknik pelayanan
Teknik pengalaman (penyelidikan)
Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.



Layanan pembelajaran di kelas
1.       Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
2.       Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.
3.       Memiliki harapan yang dewasa dan sangat penting mengambil waktu awal untuk memperjelas dan mengartikulasikan semua harapan sebelum masuk ke konten. Instruktur dapat memikul tanggung jawab hanya untuk harapannya sendiri, bukan bagi warga belajar.
4.       Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas, aset tak ternilai untuk diakui, disadap dan digunakan. Orang dewasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang dihormati.
5.       Intruktur yang memiliki kecenderungan berkonsentrasi pada penggunaan pertanyaan terbuka untuk menggali kembali pengetahuan dan pengalaman warga belajar yang relevan.
6.       Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
7.       Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagi pengalaman warga belajar yang relevan.
8.       Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat sambungan antara berbagai pendapat dan ide dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini.
9.       Pembelajaran dan pengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan.


Daftar Pustaka
Danim, P. D. PEDAGOGI, ANDRAGOGI, dan HEUTAGOGI.


Komentar

Postingan Populer